Jual Investasi, Bila Nilainya Menurun

Jual Investasi, Bila Nilainya Menurun

Sungguh mengherankan melihat banyak orang mengaitkan egonya dengan produk investasi yang dia beli. Bila seseorang membeli sebuah produk investasi dan produk investasi itu menurun nilainya, seringkali mereka merasa gagal. Tetapi, bukannya menjual investasi tersebut, mereka malah menolak menjualnya hanya karena bila mereka menjualnya, berarti mereka mengakui dan menunjukkan pada orang lain bahwa diri mereka telah gagal.

Di pikiran mereka, bila mereka tidak menjualnya dan malah mempertahankan investasi tersebut, mungkin saja investasi itu bisa naik kembali nilainya, bahkan diharapkam menghasilkan keuntungan. Dan bila itu terjadi, tentu saja kebanggaan dirinya akan muncul lagi.

Sayangnya, investasi tidak peduli terhadap bagaimana perasaan Anda terhadapnya. Secara matematis investasi Anda lebih sulit naik nilainya dibanding untuk turun.

Contohnya begini: Anda berinvestasi ke dalam - misalnya - saham. Harga saham Anda adalah Rp 750,- per lembarnya. Kemudian harga saham Anda turun 50 persen menjadi Rp 375,-. Nah masalahnya, agar saham Anda bisa naik kembali ke harga Rp 750, saham itu harus naik sebesar 100 persen, Jadi, perlu kenaikan sebesar 100 persen untuk bisa mengembalikan kerugian sebesar 50 persen. Inilah sebabnya kenapa produk investasi yang nilainya jatuh seringkali tidak bisa begitu saja naik kembali ke harga awal. Kalaupun bisa, biasanya akan perlu waktu yang sangat lama.

Itulah sebabnya tidak perlu ragu menjual investasi Anda bila nilainya menurun. Saya tidak mengatakan semua investasi Anda yang merugi saat ini harus segera dijual. Tetapi maksud saya adalah: Anda tentu bisa melihat investasi mana saat ini, dari yang Anda miliki sekarang, yang pantas Anda jual dan mana yang tidak. Tidak seharusnya Anda melibatkan ego dalam menghadapi investasi Anda yang merugi. Tidak hanya investasi di saham, tetapi produk investasi apapun juga: Jangan ragu untuk segera menjual investasi Anda yang merugi tersebut, apalagi bila ada peluang berinvestasi di lain tempat yang mungkin lebih baik.

Sumber : Safir Senduk
Beda antara Kolektor dan Investor

Beda antara Kolektor dan Investor

Sumber : Safir Senduk

Investasi? Lho, jadi apa bedanya melakukan investasi dengan mengoleksi? Jelas beda. Di sini saya ingin memperkenalkan Anda kepada sebutan Kolektor dan Investor :

"Kolektor" adalah sebutan bagi orang yang gemar mengoleksi barang tertentu. Tujuannya mengoleksi barang adalah (mungkin) untuk kepuasan batin, gengsi, dianggap memiliki selera yang baik, atau apa pun itu. Seorang kolektor membeli barang untuk dimiliki ­ kalau bisa ­ selamanya.

Sedangkan "Investor" adalah sebutan bagi orang yang mengoleksi barang hanya untuk dijual lagi demi mendapatkan keuntungan. Jadi, kalau kolektor membeli barang untuk dimiliki, sedangkan investor membeli barang untuk kemudian kelak bisa dijual kembali, bisa kepada kolektor atau sesama investor juga.

Pendeknya, seorang kolektor adalah pembeli, sedangkan investor adalah orang yang berinvestasi.

Bila Anda tertarik untuk berinvestasi ke dalam barang-barang koleksi, di bawah ini adalah tips yang mungkin perlu Anda ketahui :

  1. Berinvestasilah ke dalam barang-barang yang memang Anda kenal dan kuasai seluk beluknya. Dengan demikian, Anda bisa tahu dengan pasti tentang segala macam hal yang menyangkut barang-barang koleksi Anda, seperti berapa harga pantasnya, ke mana bisa menjualnya, di mana bisa membelinya, dan seterusnya.

  2. Jangan jatuh cinta pada barang koleksi Anda. Bila Anda jatuh cinta pada barang koleksi Anda, bisa-bisa Anda akan berat hati bila ingin menjualnya kembali. Padahal bila Anda adalah seorang investor, Anda toh harus menjual barang koleksi Anda kembali untuk mendapatkan keuntungan kan?

Investasi Lewat Barang Koleksi

Investasi Lewat Barang Koleksi

Ke mana saja Anda pernah berinvestasi? Pertanyaan itu mungkin mudah sekali untuk Anda jawab. Yang pasti, saya rasa tabungan di bank pernah Anda jadikan tempat untuk berinvestasi.

Tabungan? Bukankah tabungan adalah tempat menyimpan uang saja, dan bukan untuk investasi? Oh, tidak begitu menurut saya. Tabungan di Bank, selain tempat untuk menyimpan dana Anda sehari-hari, sebetulnya juga bisa Anda jadikan tempat berinvestasi. Jadi ada dua macam kegunaan orang dalam menggunakan tabungan di bank, pertama sebagai tempat menyimpan uang untuk kebutuhan dana sehari-hari, dan yang kedua adalah sebagai tempat investasi. Tergantung yang mana yang Anda pilih.

Pendeknya, segala macam tempat yang bisa Anda taruh sejumlah dana dan bisa mendapatkan hasil investasi dari situ (baik berupa bunga maupun selisih harga jual dan beli), maka Anda layak menyebutkannya sebagai sebuah produk investasi. Termasuk produk tabungan di bank sekalipun.

Apa lagi selain tabungan? Ada deposito. Deposito juga merupakan produk investasi yang mungkin sering Anda gunakan untuk membiakkan uang Anda, karena deposito dianggap sebagai produk yang sangat aman ­ sepanjang bank Anda tidak bangkrut dan uang Anda dijamin.

Tapi, selain tabungan dan deposito yang memang sudah populer, pernahkah Anda berpikir untuk berinvestasi ke dalam barang-barang koleksi?

Barang-barang koleksi? Wah, jenis investasi apa lagi itu? Begitu mungkin Anda bertanya.

Barang-barang koleksi adalah sebutan bagi barang-barang yang umumnya sering dikoleksi orang. Kenapa orang mau mengoleksinya? Sederhana saja. Salah satu sebabnya adalah karena barang-barang tersebut dianggap memiliki nilai khusus. Apa saja contoh barang yang dianggap memiliki nilai khusus itu? Oh, banyak sekali. Contoh salah satunya yang paling sering kita lihat adalah perangko.

Memiliki Nilai Seni Tersendiri

Ngomong-ngomong soal perangko, saya yakin hampir semua dari Anda tahu apa itu perangko. Bagi Anda yang rajin mengirim surat (termasuk mengirim surat ke NOVA), paling tidak pastilah menggunakan perangko. Kalau Anda perhatikan, perangko terdiri dari berbagai macam terbitan. Entah itu terbitan tahun 50-an, 60-an, 70-an, sampai tahun 2000 pun juga ada.

Masing-masing terbitan memiliki tampilannya sendiri-sendiri. Namun demikian, kebanyakan perangko memiliki tampilan berupa gambar atau lukisan. Dengan demikian, melihat perangko sama ibaratnya seperti kita melihat lukisan dalam ukuran kecil. Karena itulah banyak sekali orang yang memutuskan untuk mengoleksi perangko, mengingat gambar-gambar yang ada di perangko memiliki nilai seni tersendiri sehingga orang-pun betah berlama-lama untuk melihat dan menikmati gambarnya.

Apa lagi selain perangko? Lukisan...! lukisan juga memiliki nilai seni tersendiri bukan? Ada banyak sekali orang yang mengkoleksi lukisan, dan semuanya berasal dari berbagai macam harga, ada yang ratusan ribu, jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Apa lagi? Tidak harus barang-barang yang bergambar seperti perangko dan lukisan yang merupakan barang-barang yang memiliki nilai seni. Ada juga barang-barang yang dikoleksi karena memiliki bentuk dan tampilan khusus dan itu tidak harus berupa gambar. Pendeknya, segala macam barang yang memiliki nilai seni tersendiri bisa dijadikan barang-barang koleksi.

Memiliki Nilai Bersejarah

Selain barang yang memiliki nilai seni tersendiri, ada juga barang-barang yang dikoleksi karena barang-barang tersebut memiliki nilai yang dianggap bersejarah. Contohnya adalah barang-barang peninggalan proklamator kemerdekaan kita. Wah, sering lho ada barang-barang koleksi Bung Karno yang diperjualbelikan di pasar bebas dengan harga yang luar biasa tingginya.

Padahal barang tersebut mungkin sederhana saja, bisa berupa pulpen, buku, lemari, atau apa saja. Akan tetapi karena barang-barang tersebut tadinya dimiliki oleh Bung Karno sebagai tokoh yang sangat bersejarah, barang-barang tersebut seringkali menjadi rebutan para kolektor dan sering berpindah tangan dengan harga yang makin lama makin tinggi. Jadi sekali lagi, selain karena adanya nilai seni tersendiri, tindakan mengkoleksi barang seringkali disebabkan karena barang-barang tersebut dianggap memiliki nilai bersejarah.

Memiliki Usia Sangat Tua

Selain itu, pengoleksian barang sering juga didasarkan karena umurnya. Banyak orang yang mengoleksi barang karena barang tersebut memiliki usia yang cukup tua. Bahkan, makin tua usia barang tersebut, bisa jadi akan makin mahal harga barang tersebut. Apa contoh barang-barang yang dikoleksi karena usianya? Beberapa diantaranya adalah guci antik, meja antik, kursi antik, dan lain sebagainya.

Namun demikian perlu diketahui bahwa tidak semua barang-barang yang berusia tua memiliki nilai khusus dan dikoleksi oleh orang banyak, mengingat bahwa itu semua sangat tergantung pada persepsi orang terhadap barang tersebut.

Karenanya, dari beberapa macam anggapan terhadap nilai khusus tersebut, dibawah ini adalah contoh barang-barang yang bisa dikoleksi:

  • Barang-barang seni (lukisan, patung)

  • Barang-barang kerajinan (keramik, batik)

  • Barang-barang aksesori (arloji)

  • Barang-barang perhiasan (kalung, gelang)

  • Barang-barang sejarah (benda peninggalan)
Jadi pada prinsipnya, hampir semua barang bisa dikoleksi. Nah, barang-barang koleksi inilah yang bisa dijadikan investasi.

Sumber : Safir Senduk
Mari Berinvestasi

Mari Berinvestasi

Bila Anda melakukan investasi, ada dua pilihan: melakukan investasi secara periodik, atau investasi sekali saja. Keduanya memberikan nilai investasi yang sama berarti. Tinggal Anda pilih mana yang sesuai dengan kekuatan dana yang Anda miliki.


Periodik

Bila berinvestasi secara periodik, maka ini berarti Anda melakukan investasi secara rutin. Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin.

Biasanya, berinvestasi secara periodik adalah cara yang paling ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi Anda cukup hanya menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk lalu diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga.

Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya di sebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya.

Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.

Sekali Saja

Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi. Deposito, umpamanya, Anda endapkan selama -katakanlah- sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga yang bisa ditambahkan ke uang pokok. Kemudian didepositokan lagi sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar.

Berinvestasi secara lump sum persis seperti kalau Anda naik ke sebuah gunung bersalju. Dari atas, Anda ambil sekumpulan salju dengan tangan Anda, lalu membentuknya menjadi sebuah bola. Setelah itu, Anda lepaskan bola salju itu dari atas, untuk digelindingkan ke bawah. Apa yang terjadi? Dalam perjalanannya dari atas sampai bawah, bola salju itu makin lama akan makin besar. Dan pertumbuhan bola salju itu persis seperti deret ukur:

1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048, 4096, dan seterusnya.

Nah, seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara lump sum.

Gunakan Hukum 72

Kapan investasi Anda berlipat menjadi dua? Kalau Anda melakukan investasi sekali saja, maka ada saatnya jumlah investasi Anda akan berlipat dua. Sebagai contoh, bila Anda menginvestasikan Rp 1 juta pada deposito yang memberikan suku bunga 12% per tahun (di-roll over setiap tahun), maka uang Rp 1 juta Anda akan berlipat dua dalam waktu enam tahun.

Cara menghitungnya adalah dengan menggunakan "Hukum 72". Bagi angka 72 dengan suku bunga (misalnya 12%) dari produk investasi Anda. Sebagai contoh: (72/12) x 1 tahun = 6 tahun.

Itulah jangka waktu yang dibutuhkan agar investasi Anda bisa berlipat dua.

Sumber : Safir Senduk
Mari Mengenal Saham - Bagian 2

Mari Mengenal Saham - Bagian 2

Dalam prakteknya, tiap hari ada banyak orang menjual atau membeli saham. Namun transaksi jual beli ini tidak bisa di sembarang tempat. Peraturan mengharuskan, penjualan dan pembelian saham harus dilakukan di sebuah tempat khusus yang disebut bursa. Bursa kurang lebih sama artinya dengan pasar, yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli.

Bursa ini disebut bursa saham, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bursa efek (dalam Kamus Bahasa Indonesia, efek adalah surat berharga). Kenapa dinamakan bursa efek? Ini karena dalam bursa ini kita tidak hanya bisa menjual atau membeli saham, tapi juga surat berharga lain selain saham (kita akan bahas di lain waktu).

Di Indonesia, Bursa Efek ini dipusatkan di Jakarta, dan bertempat di gedung yang dinamakan Gedung BEJ (Bursa Efek Jakarta). Gedung itulah yang dibom pada beberapa bulan yang lalu. Peledakan itu sendiri tidak mengenai lokasi bursa, tapi tempat parkirnya. Gedung Bursa Efek Jakarta sendiri juga memiliki banyak sekali ruang kantor yang disewakan, jadi tidak hanya terdapat bursa.

Orang-orang yang memperjualbelikan saham ini disebut investor (pemodal). Apakah seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham harus datang langsung ke Bursa Efek untuk bisa bertransaksi? Tidak. Dalam prakteknya, investor cukup menggunakan jasa perantara yang disebut dengan pialang. Di BEJ ada banyak perusahaan jasa pialang yang beroperasi. Mereka menjadi anggota BEJ.

Keuntungan memakai jasa pialang adalah di mana pun Anda berada di seluruh Indonesia, Anda tetap bisa menelepon Perusahaan Pialang Anda dan memberikan order jual atau beli, sehingga pialang Anda yang melakukan transaksi jual beli itu untuk Anda. Anda sendiri sebagai investor tidak perlu tahu dari investor mana Anda membeli saham Anda. Begitu pula kepada investor mana Anda menjual saham Anda. Ini karena investor harus menggunakan jasa pialang, dan antarpialang-lah yang saling bertemu.

MEMANFAATKAN JASA PIALANG

Berapa jumlah transaksi minimal dalam membeli saham? Beberapa perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli saham dengan jumlah minimal tertentu. Bila Anda ingin membeli di bawah jumlah minimal tersebut, maka pialang tidak akan menjalankan order transaksi Anda.

Karena itulah, untuk memudahkan transaksi pembelian dengan jumlah minimal tersebut, BEJ memberlakukan jumlah minimal tertentu yang dinamakan lot. Satu lot sama dengan 500 lembar saham. Khusus untuk saham-saham perbankan, satu lot sama dengan 100 lembar saham. Jadi Anda bisa hitung sendiri, bila saham yang Anda incar berharga ­ misalnya Rp 2.000, maka ini berarti Anda harus bertransaksi minimal sebesar Rp 10 juta. Kalau saham itu adalah saham-saham perbankan, maka transaksi minimalnya Rp 2 juta.

Sekali lagi, tidak semua perusahaan pialang mengharuskan Anda membeli dengan jumlah minimal satu lot. Ada juga yang memberi pengecualian, bisa membeli di bawah jumlah tersebut. Ini dikenal dengan istilah odd lot.

Anda bisa membeli saham dengan datang ke sebuah perusahaan pialang. Perusahaan ini biasa disebut "perusahaan perantara pedagang efek". Di halaman kuning Buku Petunjuk Telepon (yellow pages), Anda bisa mencari perusahaan seperti ini di bagian kata broker. Ada banyak sekali broker yang jadi anggota Bursa Efek Jakarta pada saat ini. Jadi pastikan Anda memilih broker seteliti mungkin.

Apa yang harus Anda lakukan bila ingin membeli saham? Biasanya adalah dengan membuka rekening di perusahaan pialang tersebut dan memasukkan uang senilai jumlah tertentu. Uang itulah nanti yang akan digunakan oleh pialang Anda untuk bertransaksi saham. Jadi bukan beli saham dulu baru uangnya Anda kasih belakangan.

DIGOLONGKAN TINGKAT RISIKONYA

Perlu diketahui bahwa dengan membeli saham, ini berarti Anda membeli kepemilikan dari sebuah perusahaan. Bedanya dengan memiliki perusahaan sendiri, Anda dalam hal ini membeli kepemilikan usaha yang sudah berjalan. Anda tidak perlu repot-repot mendirikan usaha baru dalam bentuk PT, misalnya, karena Anda tinggal membeli PT yang sudah berjalan dan beroperasi.

Mungkin Anda bertanya, dari mana saya tahu perusahaan yang sudah berjalan tersebut mengalami untung atau rugi? Jawabannya: dari Laporan Keuangan yang diterbitkan secara rutin oleh perusahaan tersebut. Dan laporan keuangan tersebut haruslah sudah diperiksa oleh seorang akuntan independen yang berizin.

Seperti telah disinggung, investasi dalam saham juga berisiko. Saham yang Anda beli bisa menurun. Inilah yang membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham. Kita sering mendengar ada orang yang mengalami kerugian jutaan rupiah, tapi ada juga orang yang mengalami keuntungan jutaan rupiah juga. Dan itu membuat tidak semua orang mau berinvestasi ke dalam saham.

Jadi sebetulnya, risiko dalam membeli saham di BEJ sama saja dengan risiko kalau Anda mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian.

Meski begitu, jangan takut, karena saham di BEJ sudah digolong-golongkan berdasar tingkat risikonya. Mulai dari saham-saham yang risiko ruginya memang kecil tapi keuntungannya juga kecil, sampai saham-saham yang risiko ruginya besar tetapi kemungkinan untungnya juga besar. Tanyakan kepada bagian riset/analis di perusahaan pialang Anda tentang saham-saham mana saja yang tergolong ke dalam penggolongan-penggolongan tersebut. Oh ya, tidak semua perusahaan pialang memiliki bagian riset/analis. Jadi pastikan perusahaan pialang Anda memiliki bagian tersebut.

Sekali lagi: risiko investasi saham sebetulnya sama saja dengan kalau Anda mendirikan usaha baru, yaitu bahwa Anda memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan, sama besarnya dengan kemungkinan mengalami kerugian.

Tak kenal maka tak sayang: kalau Anda tidak mengetahui risiko apa yang Anda hadapi, maka Anda pasti tidak akan berani melakukan investasi ke dalam saham. Maksud dari tulisan ini adalah agar Anda mengenal investasi saham, sehingga dengan demikian Anda bisa menjadikan saham sebagai alternatif investasi Anda.

Sumber : Safir Senduk
Mari Mengenal Saham - Bagian 1

Mari Mengenal Saham - Bagian 1

Sumber : Safir Senduk

Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh pengeboman Gedung Bursa Efek Jakarta. Di gedung inilah saham diperdagangkan. Mungkin ada di antara Anda bertanya, apa sih yang dimaksud dengan saham? Bagaimana cara bekerjanya? Mari kita berkenalan dengannya.

Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki sebuah usaha? Katakan saja Anda ingin memiliki usaha berupa sebuah toko. Apa yang bisa Anda lakukan untuk dapat memiliki toko tersebut?

Bila Anda punya modal, maka Anda bisa membeli atau menyewa sebuah bangunan dan membeli barang-barang yang akan dijual. Bila toko Anda masih baru, tentu ada risiko tertentu, semisal belum dikenalnya toko Anda oleh masyarakat. Artinya, toko Anda belum dikunjungi banyak pembeli.

Kalau begitu, sebagai alternatif, kenapa tidak mencoba membeli toko lain yang sudah lebih dulu berdiri? Anda bisa memilih-milih toko mana yang akan Anda beli, dan tentu saja Anda pasti akan memilih toko yang kelihatannya sudah cukup dikenal dan laris, bukan?

Bila demikian, maka uang yang harus Anda bayarkan ke pemilik lama toko tersebut biasanya adalah senilai harga bangunan (bila bangunan toko itu dimiliki sendiri) dan barang-barang yang dijual didalamnya. Dengan kata lain, Anda telah membeli kepemilikan toko tersebut, di mana yang Anda beli adalah modalnya.

PECAHAN-PECAHAN KECIL

Perlu diketahui, dalam dunia usaha tidak hanya toko yang bisa memberikan keuntungan. Usaha lain yang tidak berbentuk toko juga banyak yang bisa memberi keuntungan. Usaha tersebut biasanya adalah dalam bentuk badan usaha, atau istilah populernya: perusahaan. Sama dengan toko, kepemilikan perusahaan juga bisa dibeli. Jadi Anda bisa memilih perusahaan mana yang kira-kira selalu menguntungkan pada tahun-tahun lalu, dan Anda bisa membeli kepemilikan (modal) dari perusahaan tersebut.

Berbeda dari toko, pada umumnya modal sebuah perusahaan jauh lebih besar daripada modal dari sebuah toko. Sebagai contoh, modal dari toko yang ingin Anda beli mungkin Rp 30 juta, namun modal dari perusahaan yang hendak Anda beli bisa saja mencapai Rp 300 juta.

Masalahnya, tidak semua orang memiliki uang kontan Rp 300 juta. Mungkin saja orang hanya punya Rp 3 juta sehingga ini berarti ia hanya mendapatkan kepemilikan sebesar satu persen saja dari semua nilai kepemilikan perusahaan tersebut. Tapi bagaimana caranya agar ia dapat membeli kepemilikan yang cuma sebesar satu persen itu?

Oleh hukum, diaturlah suatu cara: kepemilikan perusahaan dibagi ke dalam pecahan-pecahan kecil yang disebut saham. Sebagai contoh, kepemilikan perusahaan senilai Rp 300 juta tadi dibagi ke dalam saham di mana satu saham diberi nilai ­ katakan ­ Rp 1.000. Dengan demikian, bila Anda hanya punya Rp 3 juta, maka Anda hanya bisa membeli 3.000 lembar saham.

KEUNTUNGAN MEMBELI SAHAM

Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan dengan membeli saham atau kepemilikan dari sebuah perusahaan?

  1. Yang pertama, kalau perusahaan mengalami untung (laba), maka biasanya Anda mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dividen. Ambil contoh, bila dari per lembar saham Anda mendapat dividen Rp 100 per lembar sahamnya, maka dengan 3.000 saham yang Anda miliki, total dividen yang Anda dapatkan adalah Rp 300.000. Tentu saja patokan besarnya dividen berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Tapi prinsipnya kurang lebih sama saja. Makin banyak saham yang Anda miliki, makin besar pula dividen yang Anda dapat bila memang perusahaan untung.

  2. Keuntungan kedua, bisa saja nilai saham Anda naik. Kembali kita misalkan Anda membeli saham seharga Rp 1.000. Nah, bila kemudian makin banyak yang ingin membeli saham perusahaan, maka mungkin saja harga saham tersebut meningkat jadi ­ katakan Rp 1.400 per lembar. Dengan demikian, bila Anda menjualnya, ini berarti Anda mendapatkan keuntungan sebesar 40 persen. Keuntungan seperti ini disebut capital gain. Ke mana Anda menjual saham itu? Bukan ke perusahaan yang menerbitkan saham bersangkutan, tapi pada orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut.

    Tentu saja investasi dalam bentuk saham juga berisiko. Yakni, turunnya harga saham yang Anda miliki. Misalnya saja dari Rp 1.000 turun jadi Rp 600 per lembar saham. Bila Anda menjualnya, maka Anda akan rugi Rp 400 per lembar sahamnya. Kerugian seperti ini biasa disebut capital loss. Ke mana Anda menjualnya? Juga ke orang lain yang memang ingin memiliki saham tersebut


Peluncuran Software Sewa Zahir Merdeka

Peluncuran Software Sewa Zahir Merdeka

Open in new window

JAKARTA- Ada kabar gembira bagi pengguna software akuntasi, khususnya dari kalangan bisnis kecil hingga menengah. PT Zahir Internasional yang terkenal dengan merek dagang Zahir Accounting meluncurkan inovasi terobosan berupa software bersisistem sewa.
Nama software untuk program sewa ini adalah Zahir Merdeka. Kok sewa? Memang tidak salah, konsumen yang hendak menggunakan aplikasi ini tak perlu direpotkan membeli software hingga jutaan. Sebagai gantinya mereka hanya perlu membeli voucher isi ulang untuk aktivasi minimal 30 hari transaksi.

Open in new window
"Ini inovasi terbaru kami. Software akuntansi ini dapat digunakan dengan sistem voucher prabayar. Cukup aktifkan periode transaksi yang diperlukan, dan Anda siap mendapat laporan keuangan dalam sekejap," ujar Chairman PT Zahir Internasional, Fadil Fuad Basymeleh, pada peluncuran produk Zahir Merdeka, Rabu (10/12) di Hotel Nikko, Jakarta.

Ada empat pilihan paket untuk menggunakan Zahir Merdeka yang bisa disesuaikan untuk kebutuhan usaha. Edisi Small Business Accounting dijual Rp 34 ribu, edisi Flexy Money, Rp 130 ribu, Flexy Trade Rp 137 ribu, dan terakhir Personal juga Rp 137 ribu. Semua harga itu untuk mengaktifkan software selama 30 hari. "Konsumen dapat menambahkan fasilitas pada setiap edisi yang dipilih dengan batasan harga maksimal Rp 171.875," ungkap Fadil.

Menggunakan Zahir Merdeka pun bisa dibilang mudah. Calon pengguna cukup membeli paket perdana Zahir Merdeka seharga Rp 350 ribu yang sudah berisi CD instalasi, panduan penggunaan, plus voucher Rp 100 ribu.

Setelah itu instal Zahir Merdeka lalu pilih edisi dan fasilitas tambahan sesuai kebutuhan. Pilih periode transaksi yang ingin diaktifkan, dan terakhir melakukan aktivasi voucher.

Mengapa Zahir masuk segmen 'murah meriah'? "Software hebat tapi hemat ini untuk menjembatani para pelaku UKM yang memerlukan software akuntansi tapi sering ragu untuk mengeluarkan investasi di bidang IT," ungkap Fadil. "Jangankan yang berjuta-juta, yang satu juta saja masih terbilang berat untuk UKM," ujar Fadil lagi.

Fadil memaparkan Zahir Merdeka, seperti versi Zahir lain bukanlah semata-mata software akuntansi. "Ini cenderung ditujukan terhadap pelaku usaha dan pengambil keputusan bisnis," kata Fadil.

"Dulu saya ingat ketika saya ingin meminta laporan keuangan untuk mengambil keputusan bisnis, karena proses input data yang lama membuat saya lupa. Ketika teringat dan saya minta, angka tentu sudah berubah dengan yang terbaru, tidak valid untuk mengambil keputusan terkini," papar Fadil.

"Sementara Zahir dirancang untuk pelaporan keuangan dengan rasio dan angka-angka yang real time. Itu sangat diperlukan dalam analisa dan pengambilan keputusan dalam usaha," ujar Fadil lebih lanjut.

Program sewa itu sendiri hanya dibuat untuk software seharga 5 juta kebawah. "Terus terang ini bagian tanggung jawab kami untuk memberi. Tapi bukan berarti semua kategori. kalau semua kita bisa-bisa nggak bisa jualan lagi," aku Fadil.

"Kalau pas ada calon klien mau beli ratusan juta terus tahu ada sistem sewa, nanti dia tidak jadi beli. Lha terus saya bayar karyawan yang lain pakai apa," seloroh Fadil.

Soal target Fadil berkata, "Ya ndak usah muluk-muluk, ada satu juga pemakai dan setiap bulan 100 ribu, wah itu sudah lumayan,"

"Saya punya mimpi. Sebenarnya ini mimpi kawan saya. Suatu hari nanti ada yang bilang, 'Lho kok belum pakai software akuntansi? Gampang kok tinggal beli vouchernya di warung sana,' kira-kira seperti itulah," kata Fadil.

Dalam peluncuran tersebut diselenggarakan pula acara talkshow bertema Meningkatkan Inovasi Produk Teknologi Informasi Lokal, dengan Budiono Darsono, pemred Detik.com, Riyanto Gozali, Wakil Presiden Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia, dan Fadil sendiri sebagai pembicara. (Republika)
Sumber : www.zahiraccounting.com

PT. Zahir International Meluncurkan Produk Zahir Merdeka

PT. Zahir International Meluncurkan Produk Zahir Merdeka

Apa Itu Zahir Merdeka?

Zahir merdeka adalah inovasi baru dalam software akuntansi yang dijual secara sewa dengan sistem prabayar. Dengan sewa pra bayar, software canggih ini semakin terjangkau dengan harga hemat, kini Anda mendapatkan fleksibilitas pembayaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Cukup mengaktifkan periode transaksi tertentu dengan menggunakan Voucher isi ulang.
voucher2
Masa sewa tidak bergantung pada tanggal komputer Anda, melainkan periode transaksi yang Anda pilih, dan akan aktif selamanya. Misal : Anda mengaktifkan periode 1- 31 Januari 2008, maka Anda dapat melakukan pencatatan transaksi pada tanggal tersebut, meskipun tanggal komputer di luar Januari 2008.
Zahir Merdeka sebagai software akuntansi hadir dengan fasilitas lengkap untuk memudahkan Anda mengelola bisnis dan melakukan pembukuan mulai dari penjualan, pembelian, hutang-piutang, kontrol stok, laporan keuangan, grafik dan analisa bisnis serta puluhan laporan tersedia secara otomatis.
Fasilitas Yang Tersedia
Berikut adalah daftar seluruh fasilitas yang tersedia pada Zahir Merdeka. Fasilitas bisa dipilih sesuai kebutuhan*.
fasilitas
*Tentukan dulu paket dasar yang diinginkan, misalkan edisi Flexy Money, karena bidang usaha Anda adalah advertising (jasa), karena Anda ingin mengelola biaya proyek, maka perlu ditambah fasilitas Proyek (A.1), selain itu Anda sering melakukan transaksi dengan mata uang asing, harus menambah fasilitas Multi Currency (C.3).
Apakah Zahir Merdeka Cocok Untuk Bidang Usaha Saya ?
Zahir Merdeka dirancang untuk memenuhi kebutuhan semua bidang usaha. Dengan fasilitas yang lengkap dan handal, Zahir Merdeka akan memberikan solusi pembukuan mulai dari perusahaan jasa, trading, maupun manufaktur sederhana. Berbagai bidang usaha : Advertising, Kontraktor, Pendidikan, Konsultan, Trading, Toko ATK, Toko Handphone dll.
Panduan Penggunaan

1. Help File
Ini merupakan buku panduan, Anda cukup menekan tombol "F1" pada keyboard, maka buku panduan muncul sesuai dengan menu yang sedang aktif pada software Zahir Merdeka yang Anda gunakan. Anda dapat mempelajari seluruh fungsi menu dan fasilitas Zahir Merdeka melalui help file ini.
2. Video Tutorial
Untuk mempermudah penggunaan, Zahir Merdeka dilengkapi dengan Video Training yang akan membantu Anda mempelajari langkah demi langkah memulai menggunakan software ini, serta memahami fungsi dari setiap fasilitas yang tersedia. Terdapat juga fungsi pencarian video, sehingga Anda dapat mencari video tertentu yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Support (Pelayanan Pelanggan)
Dengan menggunakan Zahir Merdeka, maka Anda berhak untuk mendapatkan bantuan support secara online:
1. Help Desk
Fasilitas Help Desk merupakan sistem support lengkap yang sangat sistematis yang memudahkan kami memberikan support yang terbaik kepada Anda. Sistem Help Desk ini menggunakan NOMOR TIKET yang menjadi rujukan setiap masalah yang Anda sampaikan.

2. Forum Diskusi
Forum diskusi ini disediakan sebagai media komunikasi bagi sesama pelanggan Zahir, support yang diberikan bersifat dari pelanggan untuk pelanggan, namun staf support Zahir Accounting akan terus memantau diskusi di forum ini dan akan membantu memberikan jawaban jika diperlukan. Anda harus mendaftarkan diri Anda untuk menjadi anggota sebelum dapat bergabung dalam forum diskusi.

3. Tanya Jawab (FAQs)
Disini Anda dapat melihat jawaban-jawaban yang sering ditanyakan pelanggan, mulai dari informasi tentang kelebihan Zahir Accounting, dokumentasi cara penggunaan program, tip dan trik, solusi-solusi masalah dan lain sebagainya.

Isi dari Tanya Jawab bisa berasal dari pertanyaan-pertanyaan pilihan yang paling sering ditanyakan oleh pelanggan melalui, email maupun di forum diskusi.

4. Email
Bila Anda tidak memperoleh jawaban yang memuaskan melalui website ini, Anda dapat langsung menyampaikan pertanyaan melalui email ke support@zahir.info Email yang kami terima umumnya akan segera dijawab dalam 1 x 24 jam (hari kerja), namun bila menyangkut masalah teknis mungkin memerlukan waktu lebih lama disebabkan staf technical support kami harus menguji coba masalah tersebut dan mencarikan jalan keluarnya.

5. Live Support (Chatting)
Tersedia pula fasilitas chat dengan staf support kami menggunakan fasilitas chatting. Klik gambar LIVE SUPPORT disebelah kiri website ini untuk chatting dengan tim support kami.
Spesifikasi Teknis
  • 5 sampai 9 digit kode akun / rekening
  • 15 digit nilai transaksi dengan 4 digit bilangan decimal
  • Database Firebird - Client Server Open Sources (Free)

Kebutuhan Perangkat Keras
  • Pentium III 1000 Mhz
  • Memory 256
  • Hardisk 20 Gb (untuk instalasi tanpa video tutorial), 40 Gb (untuk instalasi dengan video tutorial)
  • VGA High Color
  • Microsoft Windows 98/2000/XP/Vista
Sumber : www.zahirmerdeka.com
Menghitung Perkembangan Dana Investasi - Bagian 2

Menghitung Perkembangan Dana Investasi - Bagian 2

Pada artikel yang pertama anda telah melihat bahwa perbedaan penggunaan sistem bunga dapat mempengaruhi saldo investasi Anda pada akhir tahun, walaupun semuanya sama-sama menjanjikan bunga 12 persen per tahun. Sebabnya sederhana: karena jumlah bunga yang Anda terima juga berbeda.

Berbedanya bunga yang Anda dapat itulah yang lalu memunculkan istilah "suku bunga efektif" (effective rate). Yaitu perbandingan jumlah bunga yang Anda dapatkan pada akhir tahun, dengan jumlah uang yang Anda masukkan. Cara menghitung bunga efektif sangat mudah: bunga yang Anda terima pada akhir tahun dibagi dengan nilai nominal uang Anda pada awal tahun.

Jadi, kalau ada sebuah produk investasi yang menjanjikan suku bunga 12 persen per tahun, maka mungkin saja suku bunga efektifnya tidak 12 persen. Apa yang Anda terima pada akhir tahun mungkin lebih dari 12 persen. Dengan mengetahui suku bunga efektif, maka perbedaan yang Anda dapatkan jadi betul-betul terlihat.

Selain itu, suku bunga efektif juga memungkinkan Anda untuk mempercepat perhitungan Anda. Artinya, kalau tadi kita menggunakan contoh Rp 1.000.000 sebagai dana awal investasi Anda, maka untuk selanjutnya, kita bisa saja mengubahnya menjadi Rp 5.000.000.

Anda pun tidak perlu menghitung-hitung lagi berapa jumlah bunga yang Anda dapatkan bila menggunakan sistem bunga berbunga harian, misalnya. Anda tidak perlu menghitung bunga secara berulang-ulang sampai 365 kali. Cukup mengalikannya dengan 12,74 persen, atau kalikan Rp 5 juta tadi dengan 12,74 persen.

MAKIN DINI MAKIN BAIK

Pernah ada orang yang mengatakan bahwa konsep bunga berbunga adalah suatu penemuan terbesar dalam abad ini. Ini tidak berlebihan. Sebagai contoh kalau Anda memasukkan Rp 1.000.000 pada saat ini ke dalam deposito yang memberikan 12 persen per tahun (dengan sistem bunga berbunga tahunan), pada akhir tahun pertama saldo Anda akan menjadi Rp 1.120.000.

Pada akhir tahun kesepuluh, saldo Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Pada akhir tahun ke-20, saldo Anda akan menjadi Rp 9.646.293. Lalu pada akhir tahun ke-100, saldo Anda akan menjadi Rp 289.002.190.

Apa yang menyebabkan saldo investasi Anda bisa menjadi begitu besar? Waktu. Semakin lama uang Anda berputar dalam sistem bunga berbunga, makin besar bunga yang Anda dapatkan. Kalau menggunakan contoh bola salju tadi, maka semakin tinggi puncak gunung salju, maka semakin besar pula bola salju itu nantinya ketika sampai di dasar gunung. Ini karena semakin tinggi gunung salju itu, semakin banyak pula perputaran bola salju itu sebelum ia sampai di dasar gunung. Artinya, semakin panjang jangka waktu investasi Anda, maka semakin besar pula saldo investasi Anda kelak.

Kebanyakan investasi meng-gunakan sistem perhitungan bunga berbunga. Sebagai contoh, kalau Anda membeli rumah yang saat ini baru bernilai Rp 100 juta, maka pada akhir tahun, katakan saja rumah itu sudah menjadi senilai Rp 120 juta (ada penambahan nilai 20 persen). Pada akhir tahun kedua, nilai rumah Anda mungkin sudah menjadi Rp 120 juta dikali 20 persen. Begitu seterusnya, walaupun sampai 100 tahun sekalipun. Konsep ini sama untuk hampir semua produk investasi.

Apa hubungan ini semua dengan Anda? Bila Anda menabung untuk tujuan tertentu kelak, maka semakin dini Anda mulai, maka semakin panjang pula jangka waktu investasi Anda, sehingga ini akan makin baik untuk Anda.

BEDA KECIL BERARTI BESAR

Perlu pula disadari perbedaan suku bunga (antar-bank) yang kecil sekalipun bisa berbeda jauh pengaruhnya terhadap saldo investasi Anda. Sebagai contoh, misalkan saja pada saat ini Anda punya Rp 2 juta. Anda lantas membuka deposito 12 bulan pada dua bank, Bank A dan Bank B. Masing-masing Rp 1 juta.

Katakan saja, suku bunga di Bank A adalah 9 persen per tahun, sedangkan di Bank B adalah 10 persen per tahun (bedanya 1 persen saja). Artinya, pada akhir tahun pertama, Bank A akan memberikan bunga Rp 100 ribu, dan Bank B hanya Rp 90 ribu. Bedanya Rp 10 ribu. Kecil? Memang.

Tapi bila dilihat secara jangka panjang, perbedaan saldo investasi pada kedua deposito itu akan sangat besar. Makin lama waktunya, makin besar perbedaan itu. Pada akhir tahun ke-20, misalnya, saldo Anda di Bank A sudah Rp 5.604.411 dan Bank B Rp 6.727.500. Berarti ada perbedaan Rp 1.123.089.

Pada akhir tahun-50, saldo di Bank A adalah Rp 74.357.520, sedangkan di Bank B mencapai Rp 117.390.853. Jadi perbedaan saldo di kedua bank adalah Rp 43.033.333. Besar sekali!

PADUKAN WAKTU DAN FREKUENSI

Contoh-contoh di atas mengandaikan Anda melakukan investasi sekali saja (lump sum), di mana Anda memasukkan uang sekali saja, dan mendiamkannya selama bertahun-tahun, sampai 50 atau 100 tahun.

Tapi bagaimana kalau Anda tidak melakukan investasi sekali saja, tapi rutin setiap tahun? Misalkan saja setiap awal tahun Anda menyetorkan Rp 1 juta. Setelah 50 tahun, jumlah yang Anda setorkan menjadi Rp 50 juta. Tapi karena Anda memasukkannya dalam investasi bunga berbunga, maka saldo investasi Anda setelah 50 tahun menjadi Rp 2.688.020.438!

Besar sekali! Padahal, jumlah total yang Anda setorkan selama 50 tahun itu hanya Rp 50 juta. Coba Anda bandingkan dengan investasi sekali saja (Rp 1 juta), dan hasil yang Anda dapatkan setelah 50 tahun adalah Rp 289 juta.

Karena itu perpaduan antara frekuensi investasi yang rutin dengan panjangnya jangka waktu investasi yang Anda miliki, akan menghasilkan saldo investasi yang betul-betul dahsyat besarnya. Jadi, bagaimana? Masih mau menunda berinvestasi?

BISA PERIODIK ATAU SEKALI SAJA

Bila Anda melakukan investasi, maka ada dua pilihan, bisa melakukan secara periodik, atau sekali saja. Untuk investasi secara periodik, Anda bisa melakukan investasi setahun sekali, enam bulan sekali, atau bahkan sebulan sekali. Beberapa orang ada yang berinvestasi setiap satu atau dua minggu sekali. Tapi yang penting di sini adalah bahwa yang dimaksud dengan periodik adalah melakukan investasi secara rutin.

Biasanya, berinvestasi secara periodik merupakan cara yang paling ampuh untuk mengejar target dana yang besar kelak. Anda tak perlu memiliki jumlah dana yang besar pada saat ini, tapi cukup menyisihkan sebagian kecil penghasilan Anda untuk diinvestasikan ke dalam sebuah produk investasi. Lama kelamaan, Anda akan memiliki saldo investasi yang begitu besar, karena Anda juga mendapatkan bunga.

Berinvestasi secara periodik sama seperti seorang tukang bangunan yang sedang membuat dinding. Apa yang ia lakukan adalah mengambil sebuah bata, mengoleskannya dengan semen, lalu menempelkannya. Ambil lagi sebuah bata, memberikan semen, dan menempelkannya disebelah kiri atau kanan bata yang tadi. Begitu seterusnya sampai ia bisa menyelesaikan satu lapis. Setelah itu, ia akan melanjutkannya dengan lapis kedua. Lapis kedua selesai, dilanjutkan dengan lapis ketiga. Begitu seterusnya.

Lama kelamaan, Anda akan melihat sebuah dinding. Persis seperti itulah gambarannya bila Anda berinvestasi secara periodik. Hanya bedanya, dengan berinvestasi, Anda juga mendapatkan bunga. Sementara tukang bangunan tadi, tidak mendapatkan 'bunga'. Yang ia lakukan hanyalah seperti menabung ke dalam celengan saja secara rutin. Tetapi prinsipnya sama saja: sedikit-sedikit, akan menjadi bukit.

Anda juga bisa berinvestasi sekali saja (lump sum). Artinya, Anda cukup memasukkan uang sekali saja ke dalam sebuah produk investasi, deposito misalnya, lalu Anda diamkan selama katakanlah sepuluh tahun. Setiap tahun, Anda akan mendapatkan bunga, yang bisa Anda tambahkan ke uang pokok Anda. Kemudian, didepositokan lagi, sehingga bunganya makin lama makin besar. Tapi, selama itu Anda tidak pernah menyentuhnya, sampai selama sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, Anda akan memiliki jumlah dana yang sangat besar.

Sumber : Safir Senduk

Menghitung Perkembangan Dana Investasi - Bagian 1

Menghitung Perkembangan Dana Investasi - Bagian 1

Pada nomor yang lalu, Anda telah belajar tentang bagaimana mengetahui posisi keuangan Anda pada saat ini. Bahkan sebelum- nya Anda juga sudah belajar tentang bagaimana menyusun sebuah Anggaran Keluarga.

Sekarang, Anda mungkin memutuskan untuk melakukan investasi untuk memperbesar nilai harta Anda. Dari jumlah harta yang Anda miliki, Anda mungkin memiliki sejumlah uang menganggur yang bisa Anda investasikan. Dari anggaran keuangan, Anda mungkin juga memiliki sekitar Rp 300 ribu per bulan yang bisa diinvestasikan.

Masalahnya, Anda mungkin tahu bagaimana cara menghitung keuntungan dalam melakukan investasi. Banyak orang yang melakukan investasi, tapi tidak tahu bagaimana cara menghitung keuntungan yang sudah dia dapatkan.

Untuk mengetahuinya, Anda perlu belajar tentang konsep bunga (interest). Konsep bunga, sering disebut juga dengan konsep hasil investasi (return). Keduanya memiliki prinsip yang sama.

Mari kita ambil contoh, misalkan saja pada saat ini Anda memiliki dana sejumlah Rp 1 juta. Anda pergi ke bank, menemui customer servicenya, dan mengutarakan maksud Anda. Dia mengatakan bahwa bank akan memberlakukan suku bunga sebesar 12 persen per tahun bila Anda membuka deposito di situ.

Sekarang, kita akan menghitung, berapa bunga yang akan Anda dapatkan pada akhir tahun, dan berapa saldo investasi Anda bila Anda membiarkan saja investasi berputar selama sepuluh tahun. Untuk itu, ada beberapa pilihan sistem bunga:

1. Bunga Sederhana (simple interest)
2. Bunga Berbunga (compound interest)

Bunga berbunga bisa dibagi lagi. Yakni:
* Bunga Berbunga Tahunan (yearly compound interest)
* Bunga Berbunga Bulanan (monthly compound interest)
* Bunga Berbunga Harian (daily compound interest)

Saya akan menunjukkan bagaimana cara menghitung untuk masing-masing sistem bunga tersebut. Suka atau tidak suka, saya rasa akan sangat penting apabila Anda mengetahuinya.

BUNGA SEDERHANA

Bila bank itu menggunakan sistem Bunga Sederhana, maka pada akhir tahun pertama, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.

Pada akhir tahun kedua, Anda akan mendapatkan bunga sebesar:
Rp 1 juta x 12 persen = Rp 120.000.

Pada akhir tahun ketiga, Anda akan mendapatkan bunga sebesar
Rp 1 juta x 12 = Rp 120.000.

Begitu seterusnya, hingga setelah sepuluh tahun, Anda akan mendapatkan total bunga sebesar: Rp 120.000 x 10 = Rp 1.200.000.

Dengan demikian saldo investasi Anda akan menjadi: Rp 1.000.000 (dana awal) + Rp 1.200.000 (jumlah total bunga) = Rp 2.200.000.

Sederhana, bukan? Karena itu pula, sistem penghitungan bunga ini disebut Bunga Sederhana.

BUNGA BERBUNGA

Konsep bunga berbunga adalah suatu konsep di mana bunga yang Anda dapatkan akan ditambahkan ke uang pokok Anda, sehingga bunga yang dihasilkan pada tahun berikutnya akan lebih besar lagi. Persis seperti bola salju yang menggelinding dari atas bukit salju. Makin ke bawah makin besar.

Sekarang kita kembali gunakan contoh uang Rp 1 juta tadi. Bila Anda membuka deposito senilai Rp 1 juta dengan bunga 12 persen per tahun, maka saldo investasi Anda pada setiap akhir tahun adalah sebagai berikut:

Pada akhir tahun pertama, saldo Anda adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 12 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 120.000 = Rp 1.120.000

Pada akhir tahun kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.120.000 + (Rp 1.120.000 x 12 persen) = Rp 1.120.000 + Rp 134.400 = Rp 1.254.400.

Pada akhir tahun ketiga, saldo Anda menjadi:
Rp 1.254.400 + (Rp 1.254.400 x 12 persen) = Rp 1.254.400 + Rp 150.528 = Rp 1.404.928.

Begitu seterusnya tiap tahun, hingga akhirnya pada akhir tahun ke-10 saldo saldo investasi Anda akan menjadi Rp 3.105.848. Jauh lebih banyak dibanding apabila Anda memakai metode bunga sederhana tadi (yang hanya Rp 2.200.000).

BUNGA BERBUNGA BULANAN

Apa yang Anda lihat di atas tadi adalah konsep bunga berbunga, yang bunganya dibayarkan setiap tahun (yearly compound interest). Namun demikian, ada juga bunga berbunga yang bunganya dibayarkan setiap bulan (monthly compound interest).

Sebagai contoh, kita akan menggunakan angka yang sama dengan contoh di atas, di mana Anda memasukkan uang Rp 1 juta. Hanya bedanya, Anda tidak membukanya dalam bentuk rekening deposito, tapi tabungan.

Untuk mudahnya, anggap saja tabungan ini juga memberi bunga 12 persen per tahun, dibayarkan secara bulanan. Ini berarti, pada setiap akhir bulan, bunga yang Anda dapatkan bukan 12 persen, melainkan 12 persen dibagi 12, atau 1 persen. Ini karena ada 12 bulan dalam setahun.

Dengan demikian, perhitungan saldo investasi Anda pada akhir bulan pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 1 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 10.000 = Rp 1.010.000.

Pada akhir bulan kedua, saldo Anda menjadi:
Rp 1.010.000 + (Rp 1.010.000 x 1 persen) = Rp 1.010.000 + Rp 10.100 = Rp 1.020.100

Begitu seterusnya tiap bulan hingga pada akhir bulan ke-12 saldo Anda menjadi:
Rp 1.115.668 + (Rp 1.115.668 x 1 persen) = Rp 1.115.668 + Rp 11.157 = Rp 1.126.825.

Bila ini terus berlanjut hingga akhir tahun ke-10 (atau bulan ke-120), saldo investasi Anda menjadi Rp 3.300.387. Lebih banyak dibandingkan apabila Anda memakai sistem bunga berbunga tahunan.

BUNGA BERBUNGA HARIAN

Bagaimana dengan sistem bunga berbunga yang dibayarkan secara harian (daily compound interest)? Banyak iklan bank menawarkan produk tabungan yang memberikan bunga secara harian seperti ini. Konsepnya hampir sama dengan bunga berbunga bulanan. Bedanya, bunganya tidak dibagi 12, tetapi 365 (sesuai jumlah hari per tahun), hingga besarnya adalah 0.03 persen per hari.

Kini kita akan menghitung, berapa jumlah yang akan Anda dapatkan. Sekali lagi, kita gunakan contoh seperti di atas.

Saldo Anda pada akhir hari pertama adalah:
Rp 1.000.000 + (Rp 1.000.000 x 0,03 persen) = Rp 1.000.000 + Rp 329 = Rp 1.000.329.

Begitu seterusnya hingga setelah setahun (atau akhir hari ke 365) saldo Anda menjadi:
Rp 1.127.104 + (Rp 1.127.104 x 0,03 persen) = Rp 1.127.104 + Rp 371 = Rp 1.127.475.

Bila diteruskan sampai 10 tahun, maka pada akhir hari ke 3.650, saldo Anda akan menjadi
Rp 3.319.462. Lebih banyak daripada kalau bank Anda memakai sistem bunga berbunga bulanan.

Sumber : Safir Senduk


Simpanan Bagi Hasil di Bank Syariah

Simpanan Bagi Hasil di Bank Syariah

Apakah Anda termasuk orang yang percaya bahwa uang bisa didapat dengan sekejap mata tanpa usaha yang berarti ? Saya tidak. Saya orang yang tidak pernah percaya bahwa uang bisa didapat dengan sekejap mata. Tapi keyakinan saya tersebut ternyata bisa dipatahkan, tepatnya tahun 1998 jamannya masih krisis moneter. Saya tidak akan pernah lupa hari-hari dimana saya bisa mendapatkan uang dengan begitu mudahnya, bahkan tanpa usaha yang berarti sama sekali. Yang saya lakukan saat itu hanya mendepositokan uang saya di sebuah bank. Bayangkan dari uang sebesar Rp 100 juta yang saya depositokan, sim salabim ! satu bulan kemudian berubah menjadi Rp 140 juta !

Jadi timbul pertanyaan, apa yang dilakukan bank tersebut sehingga bisa sebegitu hebatnya membayar bunga deposito sebesar itu. Saya tidak penah tahu kemana uang yang saya simpan dibank tersebut diinvestasikan, namun tidak lama setelahnya jawabannya datang dengan berita likuidasi bank-bank. Termasuk bank saya, hanya saja depositonya sudah saya cairkan dahulu, dan untuk kedua kalinya saya lagi-lagi beruntung. Beberapa teman-temannya yang dananya nyangkut di bank tersebut, harus menunggu berhari-hari dan mengantri dalam antrian yang sangat panjang untuk bisa mengambil dana mereka kembali. Bank-lah pihak yang paling merugi, bukan saja merugi tapi bangkrut total sampai harus ditutup. Kewajiban pembayaran bunga yang luar biasa ekstrim saat itu telah menamatkan riwayat bank tempat saya menabung bertahun-tahun.

Bayangkan jika Anda yang berada di posisi penghutang seperti kasus bank tadi (dan seringnya memang begitu bukan ?). Kewajiban cicilan kredit rumah, kredit mobil atau kartu kredit yang tiba-tiba membengkak karena bunganya meroket dan semakin parah jika Anda terlambat membayar, bisa membuat Anda bangkrut. Begitulah keajaiban dari sistem bunga berbunga, bisa sangat menguntungkan di satu pihak namun merugikan pihak lain.

Kenyataan ini telah membuktikan bahwa kelangsungan hidup bank konvensional selalu terganggu oleh gejolak suku bunga. Dari sinilah muncul kebutuhan akan adanya suatu sistem perbankan yang tidak berbasis bunga. Menjawab kebutuhan itu sistem perbankan syariah yang berbasis bagi hasil, konon lebih tangguh dari sistem perbankan konvensional. Namun jika dilihat dari kacamata kita sebagai nasabah, apakah menguntungkan jika kita menyimpan uang di bank syariah ? Setelah sekian lama terbiasa dengan sistem bunga bank konvensional, bisakah sistem bank syariah memberikan keuntungan yang lebih besar kepada nasabahnya ? “Tak kenal maka tak sayang”, bagi kita yang sudah terbiasa dengan sistem bunga pada bank konvensional, mungkin merasa ragu-ragu dengan sistem bagi hasil bank syariah. Namun terlepas dari berbagai keraguan tadi, alangkah baiknya kita menuntaskan rasa penasaran kita dengan mempelajari produk-produk simpanan di bank syariah.

Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. Perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional, antara lain :

  1. Perbedaan Falsafah
    Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga maka sistem yang dikembangkan adalah jual beli serta kemitraan yang dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Dengan demikian sebenarnya semua jenis transaksi perniagaan melalu bank syariah diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur bunga (riba). Riba secara sederhana berarti sistem bunga berbunga atau compound interest dalam semua prosesnya bisa mengakibatkan membengkaknya kewajiban salah satu pihak seperti efek bola salju pada cerita di awal artikel ini. Sangat menguntungkan saya tapi berakibat fatal untuk banknya. Riba, sangat berpotensi untuk mengakibatkan keuntungan besar disuatu pihak namun kerugian besar dipihak lain, atau malah ke dua-duanya.

  2. Konsep Pengelolaan Dana Nasabah
    Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi jelas berbeda dengan deposito pada bank konvensional dimana deposito merupakan upaya mem-bungakan uang. Konsep dana titipan berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank syariah harus dapat memenuhinya, akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu investasi yang membutuhkan pengendapan dana. Karena pengendapan dananya tidak lama alias cuma titipan maka bank boleh saja tidak memberikan imbal hasil. Sedangkan jika dana nasabah tersebut diinvestasikan, maka karena konsep investasi adalah usaha yang menanggung risiko, artinya setiap kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya terdapat pula risiko untuk menerima kerugian, maka antara nasabah dan banknya sama-sama saling berbagi baik keuntungan maupun risiko.

    Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian, dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam traksaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah. Hasil keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Hasil usaha semakin tingi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada dan nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Jadi konsep bagi hasil hanya bisa berjalan jika dana nasabah di bank di investasikan terlebih dahulu kedalam usaha, barulah keuntungan usahanya dibagikan. Berbeda dengan simpanan nasabah di bank konvensional, tidak peduli apakah simpanan tersebut di salurkan ke dalam usaha atau tidak, bank tetap wajib membayar bunganya.

    Dengan demikian sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan yang diterima nasabah mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah. Semakin besar keuntungan bank syariah semakin besar pula keuntungan nasabahnya. Berbeda dengan bank konvensional, keuntungan banknya tidak dibagikan kepada nasabahnya. Tidak peduli berapapun jumlah keuntungan bank konvesional, nasabah hanya dibayar sejumlah prosentase dari dana yang disimpannya saja.

  3. Kewajiban Mengelola Zakat
    Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat. Infak, sedekah)

  4. Struktur Organisasi
    Di dalam struktur organisasi suatu bank syariah diharuskan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktifitas bank agar selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawahi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan laporan dari DPS pada masing-masing lembaga keuangan syariah, DSN dapat memberikan teguran jika lembaga yang bersangkutan menyimpang. DSN juga dapat mengajukan rekomendasi kepada lembaga yang memiliki otoritas seperti Bank Indonesia dan Departemen Keuangan untuk memberikan sangsi.
Bagaimana Kita Menyimpan Uang Di Bank Syariah

Sebelumnya kita sudah sangat mengenal tabungan, giro dan deposito dari bank konvensional. Pada ke tiga produk bank ini maka setiap bulanya bank berjanji akan membayar sejumlah bunga. Di bank syariah juga mempunyai produk simpanan berupa tabungan, giro dan deposito hanya sebagai nasabah kita tidak menerima pembayaran bunga. Di bank syarah ada 2 cara yang bisa dipilih orang untuk menyimpan uangnya,yaitu :

  1. Titipan / Wadiah
    Menitip adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga hartanya/ barangnya. Dengan demikian cara titipan melibatkan adanya orang yang menitipkan (nasabah), pihak yang dititipi (bank syariah), barang yang dititipkan (dana nasabah). Menitipkan sebenarnya bukan usaha perniagaan yang lazim, kecuali penerima titipan menetapkan keharusan membayar biaya penitipan atau administrasi bagi penitip. Maka Titipan bisa memenuhi syarat perniagaan yang lazim. Artinya bank harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang yang dititipkan karena sudah dibayar biaya administrasinya. Rekening giro di bank syariah dikelola dengan sistem titipan sehingga biasa dikenal dengan Giro Wadiah, karena pada dasarnya rekening giro adalah dana masyarakat di bank untuk tujuan pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya giro hanyalah merupakan dana titipan nasabah, bukan dana yang diinvestasikan. Namun dana nasabah pada giro bisa dimanfaatkan oleh bank selama masih mengendap, tetapi kapanpun nasabah ingin menariknya bank wajib membayarnya. Sebagai imbalan dari titipan yang dimanfaatkan oleh bank syariah, nasabah dapat menerima imbal jasa berupa bonus. Namun bonus ini tidak diperjanjikan di depan melainkan tergantung dari kebijakan bank yang dikaitkan dengan pendapatn bank. Rekening tabungan harian yang memberlakukan ketentuan dapat ditarik setiap saat juga dikelola dengan cara titipan, karena sifatnya mirip dengan giro hanya berbeda mekanisme penarikannya.

  2. Investasi / Mudharabah
    adalah suatu bentuk perniagaan dimana pemilik modal (nasabah) menyetorkan modalnya kepada pengelola (bank) untuk diusahakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian, jika ada akan ditanggung oleh si pemilik modal. Dengan demikian cara investasi melibatkan pemilik modal (nasabah), pengelola modal (bank), modal (dana) harus jelas berapa jumlahnya, jangka waktu pengelolaan modal, jenis pekerjaan atau proyek yang di biayai, porsi bagi hasil keuntungan. Deposito di bank syariah dikelola dengan cara investasi atau mudarobah, sehingga biasa dikenal dengan Deposito Mudharabah. Bank Syariah tidak membayar bunga deposito kepada deposan tetapi membayar bagi hasil keuntungan yang ditetapkan dengan nisbah. Beberapa jenis tabungan berjangka juga dikelola dengan cara mudharobah misalnya tabungan pendidikan dan tabungan hari tua, tabungan haji, tabungan berjangka ini biasa dikenal istilah Tabungan Pendidikan Mudharabah, Tabungan Haji. Tabungan-tabungan tersebut tidak dapat ditarik oleh pemilik dana sebelum jatuh tempo sehingga memenuhi syarat untuk diinvestasikan
Bagaimana Nasabah Mendapat Keuntungan

Jika bank konvensional membayar bunga kepada nasabahnya, maka bank syariah membayar bagi hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Kesepakatan bagi hasil ini ditetapkan dengan suatu angka ratio bagi hasil atau nisbah. Nisbah antara bank dengan nasabahnya ditentukan di awal, misalnya ditentukan porsi masing-masing pihak 60:40, yang berarti atas hasil usaha yang diperolah akan didisitribusikan sebesar 60% bagi nasabah dan 40% bagi bank. Angka nisbah ini dengan mudah Anda dapatkan informasinya dengan bertanya ke customer service atau datang langsung dan melihat papan display “ Perhitugan dan Distribusi Bagi Hasil” yang ada di cabang bank syariah.

Apakah Simpanan Nasabah di Bank Syariah Dijamin Pemerintah

Dalam hal jaminan pemerintak terhadap dana pihak ke tiga di bank, maka bank syariah mempunyai kedudukan yang sama sama dengan bank konvensional. Dana nasabah di bank syariah tetap dijamin pemerintah sesuai dengan ketentuan jaminan pemerintah bagi dana nasabah di bank.

Sumber : Mike Rini
Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menabung

Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menabung

"Siapa, sih, yang tak ingin punya tabungan? Saya juga mau, kok, menabung. Masalahnya, uang saya habis terus..."

"Belum lagi anak-anak minta dibelikan sepatu..."

"Saya kan juga perlu beli ini dan itu..."

"Ah, saya memang enggak berbakat mengelola uang..."

Kata-kata tersebut diatas mungkin akrab di telinga Anda, atau mungkin Anda sendiri yang mengalaminya. Anda ingin sekali bisa menabung, tapi dalam prakteknya, hal itu sulit dilakukan. Anda selalu kehabisan uang di akhir bulan sehingga tidak bisa menabung. Apakah Anda tergolong orang yang seperti itu?

Jangan kecil hati. Semua orang hampir pasti akan mengalaminya. Menabung (melakukan investasi secara rutin) seringkali dilakukan untuk berbagai macam tujuan. Namun demikian, apabila Anda menyisihkan uang secara rutin, maka uang yang Anda kumpulkan tersebut bisa sangat bermanfaat.

Seseorang yang memiliki penghasilan sebesar Rp 1 juta per bulan, misalnya, setelah setahun menabung hanya memiliki saldo rekening Rp 200 ribu di rekeningnya. Setelah ditanya kenapa jumlah saldo rekeningnya cuma sebesar itu setelah bekerja setahun, ia mengatakan penghasilannya sering habis dipakai dalam sebulan. Jadi, ia tidak bisa menabung.

Sebetulnya, kalau ia mau menabung sebesar Rp 100 ribu saja setiap bulan, maka pada akhir tahun ia sudah akan memiliki jumlah saldo rekening sebesar Rp 1,2 juta, plus bunganya.

Apakah situasi seperti ini cukup akrab di telinga Anda? Atau, apakah Anda juga mengalaminya?

MENINGKATKAN DAN MENEKAN

Saya akan beberkan satu cara buat Anda. Kalau selama ini Anda selalu membelanjakan dulu uang Anda sehingga selalu kehabisan uang untuk ditabung, kenapa sekarang Anda tidak membalik proses itu?

Ketika Anda mendapatkan gaji Anda pada tanggal 25, sisihkan dulu sebagian uangnya untuk Anda tabung, baru kemudian sisanya dibelanjakan. Bila itu Anda lakukan secara rutin, maka setelah setahun, Anda sudah akan memiliki simpanan dalam jumlah besar.

Bila Anda melakukan hal itu, maka Anda tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk tidak menabung. Yah, mungkin saja uang yang bisa Anda belanjakan jadi berkurang. Tapi itulah konsekuensinya: Anda perlu memiliki sejumlah dana sebagai cadangan untuk masa depan Anda.

Sebagai contoh, penghasilan Anda tadinya adalah Rp 1 juta per bulan. Tadinya, Anda biasa membelanjakan Rp 1 juta tersebut sampai habis. Sekarang, dengan Anda menabung Rp 100 ribu per bulan di muka, maka total pengeluaran Anda cuma tinggal Rp 900 ribu per bulan.

Bila Anda merasa jumlah itu tidak cukup, maka Anda harus melakukan satu diantara tiga pilihan dibawah ini:

  1. Meningkatkan pendapatan Anda. Dalam contoh di atas, pendapatan Rp 1 juta ditingkatkan menjadi Rp 1,1 juta. Dengan Anda tetap menabung Rp 100 ribu, maka pengeluaran Anda bukan lagi Rp 900 ribu, tapi kembali menjadi Rp 1 juta.

  2. Menekan pengeluaran Anda. Dalam contoh di atas, Anda bersedia untuk menekan pengeluaran Anda yang tadinya Rp 1 juta menjadi Rp 900 ribu saja.

  3. Melakukan keduanya, yakni meningkatkan pendapatan sekaligus menekan biaya hidup. Dalam contoh di atas, Anda bisa meningkatkan pendapatan Anda menjadi Rp 1,1 juta, dan menekan pengeluaran Anda menjadi Rp 900 ribu. Dengan demikian, Anda malah memiliki selisih yang lebih besar lagi untuk ditabungkan!
Terserah Anda, mana dari ketiga cara tadi yang hendak Anda pilih. Yang paling penting, Anda harus membiasakan diri untuk menabung. Dalam hal ini, apabila Anda mengalami kesulitan untuk menabung karena alasan selalu kehabisan, maka Anda bisa menabung di muka begitu Anda mendapatkan penghasilan.

Ingat selalu: Anda perlu dana cadangan untuk masa-masa yang terduga kelak.

KE MANA MENABUNG?

Ada banyak pilihan yang bisa Anda gunakan sebagai tempat menabung. Salah satu tempat menabung yang paling populer bagi orang Indonesia adalah tabungan di bank. Kelebihan tabungan adalah bahwa dana dalam tabungan bisa diambil kapan pun Anda inginkan. Kelemahan tabungan adalah bahwa pada saat ini, umumnya tabungan di bank hanya memberikan bunga yang kecil.

Selain itu, Anda mungkin juga bisa menabung dengan membeli emas. Bila Anda menabung sebesar, katakan, Rp 200 ribu per bulan, Anda mungkin bisa membeli emas yang jumlahnya sesuai dengan nilai uang yang Anda tabungkan. Pada saat ini, banyak tersedia koin emas yang bisa dibeli dengan jumlah satu gram saja.

Sebagai alternatif, Anda bisa juga menabung ke dalam bentuk investasi seperti Reksa Dana. Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi dimana uang yang Anda tabungkan akan dikelola oleh sebuah tim Manajer Investasi untuk diinvestasikan ke dalam berbagai macam produk investasi. Untuk bisa berinvestasi dalam Reksa Dana, bisa dimulai dengan jumlah persyaratan dana minimal sebesar Rp 100 ribu.

Jelas, ada beberapa pilihan bila Anda hendak menabung. Kenapa tidak memulainya?

Sumber : Safir Senduk
Workshop "One Day With Zahir Accounting" di Kalimantan Barat

Workshop "One Day With Zahir Accounting" di Kalimantan Barat

Perkembangan dan kemajuan dalam bidang Teknologi dan Informasi pada era globalisasi saat sekarang ini membuat adanya pergeseran sistem kerja dari sistem manual (konvensional) ke sistem yang komputerisasi (otomatis). Dalam bidang akuntansi sendiri, perkembangan Teknologi dan Informasi tersebut menyebabkan banyaknya software-software akuntansi yang dibuat guna memudahkan perusahaan-perusahaan dalam melakukan proses akuntansi seperti Peachtree Accounting, MYOB Accounting, Zahir Accounting, dan lain sebagainya. Dengan adanya software-software akuntansi tersebut, peningkatan efisiensi kinerja dapat tercapai dikarenakan sistemnya telah memiliki tingkat akurasi yang tinggi serta memiliki kecepatan dalam hal pengolahan data. Hal ini akan sulit tercapai jika proses pengerjaan masih dilakukan secara manual (konvensional).

Mahasiswa/i sebagai calon generasi penerus bangsa mesti dipersiapkan sejak saat sekarang ini guna menghadapi semua perubahan sistem yang diakibatkan oleh perkembangan Teknologi dan Informasi. P
elatihan dalam penggunaan software-software akuntansi seperti Zahir Accounting merupakan nilai tambah bagi mereka guna menambah keterampilan dan keahlian sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja yang pada umumnya telah menerapkan sistem akuntansi secara komputerisasi.

Atas dasar itulah kami dari
Yayasan Mahendra Adji Saroyo (MAS) bekerjasama dengan PT. Zahir International ingin membantu dan bekerjasama dengan pihak-pihak Universitas yang ada di Kalimantan Barat dalam membekali mahasiswa/i nya dengan keterampilan dan keahlian dibidang komputer akuntansi khususnya Zahir Accounting v5.1

Dengan sistem pengajaran yang simpel dan edukatif disertai dengan tenaga pengajar yang berpengalaman,
Yayasan Mahendra Adji Saroyo (MAS) siap mendidik para peserta pelatihan hingga pada saatnya nanti mereka mampu menguasai program akuntansi Zahir Accounting v5.1 dengan baik dan benar. Program pelatihan ini akan sangat menguntungkan dan banyak membantu peserta pelatihan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dengan tujuan menciptakan skill, perolehan sertifikasi, dan penguasaan materi.

Akhir kata, semoga dengan kerjasama yang dapat kita jalin kami dari
Yayasan Mahendra Adji Saroyo (MAS) berharap dapat mempersiapkan generasi-generasi penerus untuk menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas.
Ebook Pengantar Akuntansi - Suwardjono

Ebook Pengantar Akuntansi - Suwardjono

Ebook Pengantar Akuntansi - Suwardjono

Bab 1 - Pengertian dan Fungsi Akuntansi [download]
Bab 2 - Bidang Pengetahuan dan Profesi Akuntansi [download]
Bab 3 - Perusahaan dan Statement Keuangan [download]
Bab 4 - Sistem Akuntansi dan Pengembangannya [download]
Bab 5 - Sistem Akuntansi Manual [download]
Bab 6 - Penyesuaian [download]
Bab 7 - Penutupan Buku Besar dan Sistem Komputerisasi [download]
Bab 8 - Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang [download]
Bab 9 - Jurnal Khusus dan Pengendalian Internal [download]
Bab 10 - Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur [download]
Bab 11 - Sistem Biaya Berdasarkan Pesanan [download]
Bab 12 - Sistem Biaya Berdasarkan Proses [download]
Bab 13 - Akuntansi Manajemen [download]

Followers