"The First and the most important step towards success is the feeling that we can succeed" ~ Nelson Boswell~
Semua jenis bisnis memerlukan waktu untuk sampai pada tahap kesuksesan. Berapakah waktu yang wajar sebelum sampai saatnya kita menentukan kita telah gagal? Apakah 6 bulan? Satu tahun atau mungkin lima tahun?
Tidak ada patokan pasti, berapa waktu yang perlu kita siapkan dalam merintis suatu bisnis. Tiga tahun mungkin adalah waktu yang dianggap cukup untuk sebagian orang. Apa yang bisa kita harapkan dalam tiga tahun tersebut?
Belajar sesuatu membutuhkan waktu. Belajar secara fisik kadang memerlukan waktu lebih lama dari belajar secara mental. Awalnya, mungkin akan susah untuk kita mempersiapkan diri kita untuk memutuskan memulai berbisnis, sekali kita sudah memutuskan, butuh waktu lebih lama lagi untuk belajar menjalankan bisnis itu sendiri.
Dalam memulai suatu bisnis, kita harus memastikan dulu bahwa tujuan kita adalah untuk menjadi seorang pelaku bisnis, perolehan uang banyak dalam waktu singkat tidak bisa dijadikan tujuan awal dalam memulai suatu bisnis, mengapa?
Ada seorang teman saya yang berhenti bekerja kantoran dan mulai mencoba macam-macam bisnis. Dia ingin sekali menjadi seorang pemilik bisnis, dia tidak mau selamanya menjadi karyawan yang tergantung sepenuhnya pada perusahaan tempat dia bekerja. Dia ingin dapat memiliki uang banyak sekaligus waktu luang untuk menikmati uang tersebut.
Baru setelah 6 bulan mencoba menjalankan bisnis, teman saya itu tidak mendapatkan pendapatan seperti yang dia inginkan. Lalu dia mulai mencari lowongan kerja kantoran lagi.
Apa yang salah? Teman saya itu berpatokan pada uang yang didapat. Dia tidak mendapat uang yang dia harapkan dalam waktu 6 bulan, lalu dia memutuskan bahwa dia telah gagal berbisnis. Sikap ini tidak bisa disamakan dengan mereka yang mempunyai alasan kuat untuk menjadi pelaku bisnis.
Jika seseorang sudah memutuskan untuk tidak mau selamanya menjadi karyawan dan sudah mengerti bahwa itu berarti dia harus memulai suatu bisnis sendiri, uang yang dia hasilkan dalam 6 bulan pertama itu tidak akan mempengaruhi dia untuk lalu memutuskan kembali bekerja kantoran.
Jika keinginan untuk menjadi pelaku bisnis lebih kuat dari sekedar mencari uang cepat, maka dia akan tetap bertahan demi membawa bisnis nya kearah kesuksesan.
Makin banyak usia kita, makin sulit kita melupakan hal-hal yang telah kita pelajari sekian lama. Inilah sebabnya teman saya tadi itu lebih memilih untuk kembali bekerja kantoran. Karena dia sudah lama merasakan terjaminnya hidup dengan bekerja kantoran, dan kenyamanan hidup yang diakibatkannya. Sementara dia baru memiliki 6 bulan pengalaman dalam berbisnis. Inilah salah satu alasan kenapa banyak orang akhirnya kembali ke dunia kantor, walaupun mereka tahu, itu tidak baik untuk mereka dalam jangka panjang.
Jadi punya bisnis mahal donk? karena kita tetap harus punya uang untuk kehidupan sehari-hari? Benar, harus ada harga yang dibayar selain dalam bentuk materi, seperti waktu dan mental yang kuat. Apalah artinya pengorbanan untuk hidup dibawah garis standard kita dalam beberapa tahun pertama, bila akhirnya kita dapat mencapai kesuksesan sejauh pendapatan yang tak terhingga dan waktu luang yang tak terbatas?
Beruntunglah mereka yang saat ini masih menjadi pekerja kantoran, tetapi sudah terbuka pikirannya untuk memulai suatu bisnis. Mereka dapat mengandalkan uang gaji bulanan untuk kebutuhan sehari-hari, sementara mereka merintis bisnis mereka. Pada masa-masa ini, pengorbanan waktu yang sangat diperlukan. Pulang kerja, masih harus menjalankan bisnis lagi. Capek memang, tapi bukankah ini jalan yang terbaik?
Tetap bekerja kantoran sambil mulai merintis bisnis adalah cara yang terbaik, hanya bila si pelaku menyadari benar bahwa tujuan utama adalah untuk membesarkan bisnisnya. Sehingga, apapun yang terjadi, dia tidak akan meninggalkan bisnis dan berpasrah diri untuk terus menjadi karyawan seumur hidupnya.
Dalam prosesnya, lalu anda perlu untuk dapat melupakan kenyamanan dan keterjaminan kerja kantoran. Sehingga pikiran anda makin terbuka lebar untuk menerima masuknya diri anda ke dunia bisnis. Sampai pada saatnya, setelah proses yang demikian panjang, anda akan mendapatkan diri anda telah berada pada posisi seseorang yang memiliki jiwa wirausaha.
Hal penting yang harus kita ketahui adalah bahwa dalam proses mencari jiwa wirausaha itu akan terjadi banyak kerugian dan kesalahan didalamnya. Kerugian bukanlah akhir dari segalanya. Kesalahan adalah proses dari suatu pembelajaran. Anda belajar dari kerugian, dari kesalahan yang anda buat. Ini juga bisa diartikan: Anda tidak belajar jika tidak pernah merugi / buat salah.
Kegagalan baru benar-benar bisa disebut kegagalan ketika anda memutuskan untuk berhenti setelah anda menghadapi kerugian anda atau telah melakukan kesalahan dan tidak memperbaikinya. Orang yang berhenti setelah melakukan kesalahan pertama berarti orang tersebut telah gagal untuk belajar.
Kesimpulan dari tulisan di atas adalah satu alasan utama mengapa orang gagal dalam bisnis network marketing. Mereka lebih menginginkan untuk memiliki uang banyak dalam waktu cepat daripada menginginkan dirinya untuk menjadi seorang pelaku bisnis.
Bisnis network marketing merupakan satu jenis bisnis yang memberikan berbagai kemudahan bagi kita. Sistem yang sudah terbentuk, modal yang kecil, dan dapat dijalankan dalam paruh waktu. Apakah anda siap untuk berkomitmen menjalankan bisnis network marketing anda demi membawa diri anda menjadi seorang pelaku bisnis? Tanpa komitmen, tanpa tujuan yang benar, berarti anda tidak memberikan kesempatan pada diri anda untuk menemukan 'jiwa wirausaha'.
© 2005 Dini Rahma Shanti
0 Response to "Mengapa Orang Gagal di Bisnis Pemasaran Jaringan"
Post a Comment